Halaman

Senin, 06 Januari 2014

Laporan Penentuan Kadar Vitamin C - Iodometri

PERCOBAAN I
VITAMIN C DALAM JUS BUAH

A.             TUJUAN PERCOBAAN
1.      Mempelajari cara analisa kadar vitamin C
2.      Menghitung kadar vitamin C pada berbagai sampel

B.          DASAR TEORI
Vitamin adalah senyawa-senyawa organik tertentu yang diperlukan dalam jumlah kecil dalam diet seseorang tetapi esensial untuk reaksi metabolisme dalam sel dan penting  untuk melangsungkan pertumbuhan normal serta memelihara kesehatan.
Vitamin dibagi ke dalam dua golongan. Golongan pertama oleh Kodicek (1971) disebut prakoenzim (procoenzyme), dan bersifat larut dalam air, tidak disimpan oleh tubuh, tidak beracun, diekskresi dalam urine. Yang termasuk golongan ini adalah tiamin, riboflavin, asam nikotinat, piridoksin, asam kolat, biotin, asam pantotenat, vitamin B12 (disebut golongan vitamin B) dan vitamin C. Golongan kedua yang larut dalam lemak disebutnya alosterin, dan dapat disimpan dalam tubuh. Apabila vitamin ini terlalu banyak dimakan, akan tersimpan dalam tubuh, dan memberikan gejala penyakit tertentu (hipervitaminosis), yang juga membahayakan. Kekurangan vitamin mengakibatkan terjadinya penyakit difisiensi, tetapi biasanya gejala penyakit akan hilang kembali apabila kecukupan vitamin tersebut sudah terpenuhi (Poedjiadi, 1994).

Vitamin C atau asam askorbat mempunyai berat molekul 178 dengan rumus molekul C6H8O6. Dalam bentuk kristal tidak berwarna, titik cair 190 – 192oC. Bersifat larut dalam air, sedikit larut dalam aseton atau alcohol yang mempunyai berat molekul rendah. Vitamin C sukar larut dalam chloroform, ether, dan benzene. Dengan logam membentuk garam. Pada pH rendah vitamin C lebih stabil daripada pH tinggi. Vitamin C mudah teroksidasi, lebih-lebih apabila terdapat katalisator Fe, Cu, enzim askorbat aksidase, sinar, dan temperature yang tinggi. Larutan encer vitamin C pada pH kurang dari 7,5 masih stabil apabila tidak ada katalisator seperti di atas. Oksidasi vitamin C akan terbentuk asam dihidroaskorbat (Sudarmadji, 1989).
Asam askorbat sangat mudah teroksidasi menjadi asam dihidroaskorbat yang masih mempunyai keaktifan sebagai vitamin C. Asam dihidroaskorbat secara kimia sangat labil dan dapat mengalami perubahan lebih lanjut menjadi asam diketogulonat yang tidak memiliki keaktifan sebagai vitamin C lagi.
Dalam larutan air vitamin C mudah dioksidasi, terutama apabila dipanaskan. Oksidasi dipercepat apabila ada tembaga atau suasana alkalis. Kehilangan vitamin C sering terjadi pada pengolahan, pengeringan, dan cahaya. Vitamin C penting dalam pembuatan zat-zat interseluler, kolagen. Vitamin ini tersebar keseluruh tubuh dalam jaringan ikat, rangka, matriks, dan lain-lain. Vitamin C berperan penting dalam hidroksilasi prolin dan lisin menjadi hidroksiprolin dan hidroksilisin yang merupakan bahan pembentukan kalogen tersebut (Poedjiadi, 1994).
Vitamin C mudah larut dalam air sehingga apabila vitamin C yang dikonsumsi melebihi yang dibutuhkan, kelebihan tersebut akan dibuang dalam urine. Karena tidak disimpan dalam tubuh, vitamin C sebaiknya dikonsumsi setiap hari. Dosis rata-rata yang dibutuhkan bagi orang dewasa adalah 60-90 mg/hari. Tetapi masih bisa melebihi dosis yang dianjurkan, tergantung pada kondisi tubuh dan daya tahan tubuh masing-masing orang yang berbeda-beda (Sudarmadji, 1989).
Sumber vitamin C adalah sayuran berwarna hijau dan buah-buahan. Vitamin C dapat hilang karena hal-hal seperti :
1.      Pemanasan, yang menyebabkan rusak/berbahayanya struktur,
2.      Pencucian sayur setelah dipotong-potong terlebih dahulu,
3.      Adanya alkali atau suasana basa selama pengolahan, dan
4.      Membuka tempat berisi vitamin C sebab oleh udara akan terjadi oksidasi yang tidak reversible (Poedjiadi, 1994).
Penentuan vitamin C dapat dikerjakan dengan titrasi iodimetri. Titrasi iodimetri merupakan  titrasi langsung berdasarkan reaksi redoks yang menggunakan larutan baku I2 untuk mengoksidasi analatnya. 
AReduksi + I2 Û AOksidasi + I-
Iod merupakan oksidator yang tidak terlalu kuat, sehingga hanya zat-zat yang merupakan reduktor yang cukup kuat dapat dititrasi. Indikator yang digunakan ialah amilum, dengan perubahan dari tak berwarna menjadi biru.
Harga vitamin C (asam askorbat) sering ditentukan kadarnya dengan titrasi ini. Vitamin C dengan iod akan membentuk ikatan dengan atom C nomer 2 dan 3 sehingga ikatan rangkap hilang (Harjadi,1990).

C.    ALAT DAN BAHAN
        A.  Alat Yang Digunakan
             1.  Buret 50ml                     
             2.  Klem                             
             3.  Statif                              
             4.  Corong                           
             5.  Labu takar 100ml           
             6.  Labu takar 250 ml         
             7.  Batang pengaduk          
             8.  Gelas beaker 100ml       
             9.   Erlenmeyer 250ml          
           10.  Pipet gondok 10ml         
           11.  Pipet tetes                     
           12.  Mortar                           
           13.  Alu                                 
      
      B.    Bahan Yang Digunakan
           1. Larutan I2 0,01M
           2.  Larutan Kanji
           3. Sampel Vitamin C (Nutrisari, You C 1000, Vitacimin)
           4.   Aquades

D.        CARA KERJA
A.    Sampel Jus Jeruk
1.      Ditimbang kurang lebih 25ml sampel jus jeruk
2.      Catat sebagai berat mula-mula
3.      Diencerkan dengan aquades didalam labu ukur 100ml hingga tera
4.      Dipipet 10ml sampel, kemudian dimasukkan ke dalam Erlenmeyer 250ml
5.      Ditambahkan 2 tetes larutan kanji
6.      Sampel dititrasi dengan larutan I2 sampai berubah warna menjadi biru violet
7.      Catat volume I2 yang digunakan

 B.   Sampel Tablet Vitamin C
1.      Ditimbang kurang lebih 0,1 gram tablet vitamin C yang sudah digerus
2.      Catat sebagai berat mula-mula
3.      Diencerkan dengan aquades didalam labu ukur 250 ml hingga tera
4.      Dipipet 10ml sampel, kemudian diencerkan sampai volume 30ml ke dalam erlenmeyer
5.      Ditambahkan 2 tetes larutan kanji
6.      Sampel dititrasi dengan larutan I2 sampai berubah warna menjadi biru violet
7.   Catat volume I2 yang digunakan

E.    DATA PERCOBAAN
Tabel I.I  Volume Titrasi Larutan I2
Data Pengamatan
Sampel
Nutrisari
You C Orange
You C Lemon
Vitacimin
I
II
I
I
I
II
III
Berat sampel mula-mula (gr)
25
25
25,11
25
0,1
0,1
0,1
Volume sampel (ml)
10
10
10
10
10
10
10
Volume I2 yang digunakan (ml)
0,5
0,6
14,60
13,45
0,7
1,8
2,05
Volume I2 rata-rata (ml)
0,55
14,60
13,45
1,517

Tabel I.II   Kadar Vitamin C dalam Sampel
Data Pengamatan
Sampel
Nutrisari
Vitacimin
You C Orange
You C Lemon
Berat sampel mula-mula (gr)
2,25
0,05
25,11
25
Berat vitamin C pada sampel (mg)
4,84
33,374
128,48
118,36
Berat vitamin C dalam sampel (%)
0,21
66,75
0,51
0,47

Tabel I.III   Kebutuhan Sampel per hari (untuk mendapatkan 60 mg Vitamin C)
Data Pengamatan
Sampel
Nutrisari
Vitacimin
You C Orange
You C Lemon
Berat vitamin C dalam kemasan (mg)
90
500
1000
1000
Jumlah yang dibutuhkan  per hari (gr)
0,0024
0,6
0,0024
0,0024

 F.     PERHITUNGAN
 
  

G.   PEMBAHASAN
Penentuan kadar vitamin C dilakukan dengan menggunakan  larutan I2 sebagai larutan peniter. Hal pertama yang dilakukan  ialah membuat larutan I2 0,01 M dengan menimbang sejumlah  0,245gr  ke dalam 100 ml aquades. Dengan perhitungan :
Dalam pembuatan larutan baku I2,  padatan I2 yang ditimbang  tidak larut sempurna pada saat dipanaskan sehingga dilakukan  pengenceran  untuk mendapatkan larutan I2 0,01M dari larutan I­2 0,05M ke dalam labu ukur 100ml. Dengan perhitungan:
Penentuan vitamin C (asam askorbat) dilakukan dengan titrasi iodimetri (titrasi langsung). Hal ini berdasarkan sifat bahwa vitamin C dapat bereaksi dengan I2.
Reaksi :
Percobaan penetapan kadar vitamin C pada praktikum  kali ini menggunakan sampel yang mengandung vitamin C dari beberapa merk dagang. Prosedur pertama yang dilakukan ialah menimbang sejumlah sampel kemudian dilarutakan dengan aquades ke dalam labu takar 100 ml untuk sampel cair dan labu takar 250 ml untuk sampel padatan. Selanjutnya sampel dipipet sebanyak 10 ml dan dimasukkan ke dalam Erlenmeyer, kemudian ditambahkan  larutan  kanji sebagai indikator. Setelah  itu dititrasi dengan larutan I2 0,01M. Proses titrasi dilakukan sampai larutan dalam erlenmeyer berubah warna dari larutan bening  menjadi biru violet. Warna biru violet yang dihasilkan  merupakan  reaksi  antara iod dengan amilum menjadi iod-amilum yang menandakan bahwa proses titrasi telah mencapai titik akhir.
Fungsi larutan iod ialah pereaksi untuk memperlihatkan jumlah vitamin C yang terdapat dalam sampel menjadi senyawa dihidroaskorbat sehingga akan berwarna biru karena  pereaksi yang berlebih. Sebelum dititrasi,  sampel ditambahkan  2 tetes larutan kanji yang berperan sebagai indikator. Kanji bereaksi dengan iod, dengan adanya iodida membentuk suatu  kompleks yang berwarna biru yang akan terlihat pada konsentrasi iod yang sangat rendah. Larutan kanji tidak boleh ditambahkan tepat sebelum titik akhir dicapai. Jika larutan kanji ditambahkan ketika konsentrasi iod tinggi, sedikit iod akan tetap teradsorpsi bahan pada titik akhir titrasi.
Penyakit-penyakit yang terjadi akibat kekurangan vitamin C antara lain sariawan, penurunan tingkat penyembuhan luka, anemia, kulit kering dan bersisik, radang gusi, kerusakan pada jaringan jantung, dan lai-lain.
Dampak kelebihan vitamin C bagi orang yang mengkonsumsi vitamin C dosis tinggi ialah sakit kepala, gangguan pencernaan, bahkan dapat membuat usus kram. Selain itu juga dapat memperberat kinerja ginjal. Vitamin C yang mudah larut dalam air akan membuat pengeluaran urine yang mengandung vitamin C meningkat dibandingkan biasanya dan dapat membuat terbentuknya batu ginjal dengan mudah. Menghilangkan kelebihan vitamin C ini dapat dilakukan dengan mengkonsumsi air putih secara rutin.
Standar jumlah yang dibutuhkan tubuh sudah dibuat oleh USA Academy of Sciences. Jumlah kebutuhan vitamin ini berbeda-beda menurut umur dan jenis kelaminnya. Kebutuhan harian vitamin C bagi orang dewasa adalah sekitar 60 mg, untuk wanita hamil 95 mg, anak-anak 45 mg, dan bayi 35 mg. Namun karena banyaknya polusi di lingkungan antara lain oleh adanya asap-asap kendaraan bermotor dan asap rokok maka penggunaan vitamin C perlu ditingkatkan hingga dua kali lipat yaitu 120 mg.

H.           KESIMPULAN
1.      Penentuan kadar vitamin C dilakukan dengan titrasi iodimetri ( titrasi langsung) yang menggunakan larutan I2 sebagai larutan baku dan larutan kanji sebagai indikator. Sampel yang digunakan ialah sampel dari beberapa merk dagang yang mengandung vitamin C, yaitu Nutrisari, You C 1000, dan Vitacimin.
2.      Dari percobaan yang telah dilakukan, didapatkan data kadar vitamin C sebagai berikut :
1.      Nutrisari               = 0,21 %
2.      You C Orange      = 0,51 %
3.      You C Lemon      = 0,47 %
4.      Vitacimin             = 66,75 %


DAFTAR PUSTAKA

Basset, J. Dkk. 1994. Buku Ajar Vogel – Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik. Jakarta :                          Penerbit Buku Kedokteran.
Harjadi, W. 1990. Ilmu Kimia Analitik Dasar. Jakarta : Penerbit PT Gramedia.
Poedjiadi, Anna. 1994. Dasar–Dasar Biokimia. Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia.
         Sudarmaji, Slamet. Dkk. 1989. Analisa Bahan Makanan dan Pertanian. Yogyakarta :                                Penerbit Liberty.













  



  




Tidak ada komentar: