PERCOBAAN
II
TITRASI
OKSIDASI REDUKSI
A. TUJUAN
PERCOBAAN
1.
Mempelajari reaksi reduksi oksidasi
2.
Menghintung konsentrasi KMnO4
3.
Menghitung konsentrasi (COOH)2
B.
DASAR
TEORI
Dari
sejarahnya istilah oksidasi diterapkan untuk proses-proses dimana oksigen
diambil oleh suatu zat. Maka reduksi dianggap sebagai proses dimana oksigen
diambil dari dalam suatu zat. Kemudian penangkapan hidrogen juga disebut
reduksi, sehingga kehilangan hidrogen disebut oksidasi.
Contoh reaksi:
2Fe3+ + Sn2+
Û 2Fe2+ + Sn4+
Melihat contoh reaksi ini dapat ditarik
beberapa kesimpulan umum definisi oksidasi dan reduksi dengan cara berikut :
1.
Oksidasi
adalah suatu proses yang mengakibatkan hilangnya satu elektron atau lebih dari
dalam zat (atom, ion, atau molekul). Bila suatu unsur dioksidasi, keadaan
oksidasinya berubah ke harga yang lebih positif. Suatu zat pengoksidasi adalah
zat yang memperoleh elektron, dan dalam proses itu zat direduksi.
2.
Reduksi
sebaliknya adalah suatu proses yang mengakibatkan diperolehnya satu elektron atau
lebih oleh zat (atom,ion, atau molekul). Bila suatu unsur direduksi, keadaan
oksidasi berubah menjadi lebih negatif (kurang positif). Jadi suatu zat
pereduksi adalah zat yang kehilangan elektron, dalam proses itu zat ini
dioksidasi,
3.
Dari
contoh reaksi nampak bahwa oksidasi dan reduksi selalu berlangsung dengan
serempak. Ini sangat jelas, karena elektron (elektron-elektron) yang dilepaskan
oleh sebuah zat harus diambil oleh zat yang lain (svehla 1985).
Titrasi berdasarkan reaksi redoks yaitu
perpindahan elektron, disini terdapat unsr-unsur yang mengalami perubahan
tingkat oksidasi. Contoh-contohnya :
5(COOH)2
+ 2KMnO4 + 3H2SO4 Û 10CO2
+ 8H2O + K2SO4 + 2MnSO4
Ce4+
+ Fe2+ Û Ce3+
+ Fe3+
I2 + 2Na2S2O3
Û
2NaI + Na2S2O3
Titrasi
berdasarkan reaksi redoks sering dibedakan menjadi :
1.
Titrasi iodometri atau iodimetri, yaitu
titrasi-titrasi yang menyangkut reaksi larutan iod.
2. Titrasi berdasarkan penggunaan oksidator
kuat seperti KMnO4, K2Cr2O7, Ce(SO4)2,
atau reduktor kuat. Kadang-kadang titrasi yang menggunakan KMnO4
sebagai titrant dinamakan juga permanganometri.
Kalium
permanganat merupakan oksidator kuat yang dapat bereaksi dengan cara yang
berbeda-beda, tergantung dari pH larutannya. Kekuatannya sebagai oksidator juga
berbeda-beda sesuai dengan reaksi yang terjadi pada pH yang berbeda itu. Reaksi
yang bermacam ragam ini disebabkan oleh keragaman valensi mangan, dari 1 sampai
dengan 7 yang semuanya stabil kecuali valensi 1 dan 5.
Reduksi
MnO2- berlangsung sebagai berikut :
1. Dalam
larutan asam, [H+] 0,1 N atau lebih
MnO4- + 8H+
+ 5e Û
Mn2+ + 4H2O Eo
= 1,51 volt
2. Dalam
larutan netral, pH 4 – 10
MnO4-
+ 4H+ + 3e Û
MnO2 + 2H2O Eo = 1,70 volt
3.
Dalam larutan basa, [OH-] 1 N atau lebih
MnO4- + e Û
MnO42- Eo = 0,56 volt
Titrasi
dengan KMnO4 kebanyakan dilakukan dengan cara langsung atas analat
yang dapat dioksidasi seperti misalnya Fe2+, asam/garam oksalat yang
dapat larut, dan sebagainya (Harjadi 1990).
Kalium
permanganat bukanlah suatu standar primer. Zat ini sukar diperoleh sempurna
murni dan bebas sama sekali dari mangan oksida. Lagi pula, air suling yang
biasa mungkin mengandung zat-zat pereduksi (runutan bahan-bahan organik, dan
sebagainya), yang akan bereaksi dengan kalium permanganat itu dengan membentuk
mangan dioksida. Adanya zat tersebut sangantlah mengganggu, karena ia
mengkatalisis penguraian sendiri dari larutan permanganat setelah didiamkan.
Penguraian :
4MnO4- + 2H2O
Û 4MnO2
+ 3O2 + 4OH-
dikatalis oleh mangan dioksida
padat. Permanganat tak stabil dengan adanya ion-ion Mn2+ (Basset
1994) :
2MnO4-
+ Mn2+ + 2H2O Û 5MnO2 +
4H+
C.
ALAT
DAN BAHAN
A. Alat
yang digunakan
1. Buret
50ml
2. Klem dan Statif
4. Corong
5. Erlenmeyer
6. Pipet
gondok 10 ml
7. Pipet
gondok 25 ml
8. Termometer
9. Hot
plate
10. Gelas
ukur 25 ml
11. Gelas
beaker 50 ml
B. Bahan
yang digunakan
1. Larutan
KMnO4 0,02 M
2. Larutan
(COOH)2 0,05 M
3. Larutan
(COOH)2 unknown
4. Larutan
H2SO4 3 M
5. Aqudest
D.
CARA
KERJA
A. Standarisasi
Larutan KMnO4
1. Dipipet
10ml larutan (COOH)2 0,05 M ke dalam 3 buah erlenmeyer
2. Ditambahkan 15 ml aquades ke dalam masing-masing erlenmeyer
3. Ditambahkan
perlahan-lahan 25 ml larutan H2SO4 3 M
4. Cuplikan
dipanaskan sampai suhu 70-80oC, suhu diukur dengan termometer
5. Cuplikan
dititrasi dalam keadaan panas dengan KMnO4 0,02 M dalam buret, warna
KMnO4 sebagai indikator
B. Analisis
Larutan (COOH)2 unknown
1. Dipipet
10 ml larutan (COOH)2 unknown ke dalam 3 buah erlenmeyer
2. Ditambahkan
15 ml aquades ke dalam masing-masing erlenmeyer
3. Ditambahkan
perlahan-lahan 25 ml larutan H2SO4 3 M
4. Cuplikan
dipanaskan sampai suhu 70-80oC, suhu diukur dengan termometer
5. Cuplikan
dititrasi dalam keadaan panas dengan KMnO4 0,02 M standar dalam
buret, warna KMnO4 sebagai indikator
E.
DATA
PERCOBAAN
Tabel
II.I Data Standarisasi Larutan KMnO4
Sampel
|
(COOH)2
0,05 M
|
KMnO4
|
Cuplikan
1
|
10
ml
|
10,7
ml
|
Cuplikan
2
|
10
ml
|
10,5
ml
|
Cuplikan
3
|
10
ml
|
10,5
ml
|
Rata
– Rata Cuplikan
|
10,56
ml
|
Tabel
II.II Standarisasi Larutan KMnO4
Sampel
|
KMnO4
|
Molaritas
KmnO4
|
Rata-rata
Molaritas KmnO4
|
Rata–rata
Berat KMnO4
|
Cuplikan 1
|
10,7
ml
|
0,02
M
|
0,02
M
|
0,0332
gr
|
Cuplikan 2
|
10,5
ml
|
0,02
M
|
||
Cuplikan 3
|
10,5
ml
|
0,02
M
|
Tabel II.III
Data Analisis Larutan (COOH)2 unknown
Sampel
|
(COOH)2
unknown
|
KMnO4
|
Cuplikan
1
|
10
ml
|
10,6
ml
|
Cuplikan
2
|
10
ml
|
10,1
ml
|
Cuplikan
3
|
10
ml
|
10,1
ml
|
Rata
– Rata Cuplikan
|
10,23
ml
|
Tabel
II.IV Analisis Larutan (COOH)2 unknown
Sampel
|
KMnO4
|
Molaritas
(COOH)2 unknown
|
Rata-rata
Molaritas (COOH)2 unknown
|
Rata–rata
Berat (COOH)2 unknown
|
Cuplikan 1
|
10,6
ml
|
0,05
M
|
0,05
M
|
0,0460
gr
|
Cuplikan 2
|
10,1
ml
|
0,05
M
|
||
Cuplikan 3
|
10,1
ml
|
0,05
M
|
F.
PERHITUNGAN
G.
PEMBAHASAN
Praktikum yang
telah dilakukan merupakan titrasi reduksi oksidasi atau sering disingkat
menjadi titrasi redoks yang menggunakan metode permanganometri. Prinsip dasar
dari titrasi reduksi oksida ialah mereaksikan sejumlah tertentu zat yang akan dianalisa
yang memiliki bilangan oksidasi dan potensial reduksi tertentu dengan standar
bilangan oksidasi dan juga memiliki harga potensial reduksi tertentu yang
memungkinkan untuk bereaksi.
Salah
satu percobaan yang dilakukan berdasarkan titrasi reduksi oksidasi ialah
standarisasi larutan baku KMnO4 dengan bahan baku asam oksalat yang
sudah diketahui konsentrasinya dan menentukan konsentrasi (COOH)2 unknown.
Hal pertama yang harus dilakukan ialah memipet 10 ml asam oksalat ke dalam
erlenmeyer. Kemudian ditambahkan H2SO4 3 M yang memberikan
suasana asam dan dipanaskan diatas hot plate sampai suhu mencapai 70-80oC
yang diukur menggunakan termometer. Seteleh itu dititrasi dengan KMnO4 sampai
berubah warna dari larutan bening menjadi merah muda.
Fungsi penambahan asam
sulfat ialah untuk memberikan suasana asam. Untuk mempercepat reaksi, cuplikan
dipanaskan terlebih dahulu sebelum dititrasi. Pemanasan dilakukan pada suhu
sampai sekitar 80oC, tetapi jangan sampai melebihi 80oC
karena pada suhu tersebut asam oksalat akan terurai menjadi H2O + CO + CO2
dan pada suhu kurang dari 80oC reaksi akan berjalan lambat. Setelah
pemanasan larutan asam oksalat yang sudah ditambah H2SO4 langsung
dititrasi dengan KMnO4. Dalam titrasi ini tidak menggunakan
indikator tambahan, karena larutan KMnO4 memiliki warna yang dapat
menunjukkan titik akhir titrasi atau yang lebih dikenal bersifat autoindikator.
Reaksi yang terjadi
ialah :
2KMnO4 + 5(COOH)2+ 3H2SO4 ® 10CO2 + 2KMnO4 + 3 H2SO4
+5H2
Kalium permanganat merupakan oksidator kuat karena memiliki harga
potensial reduksi yang besar yang berarti KMnO4 sangat mudah
direduksi sehingga memiliki daya oksidasi (sifat oksidator) terhadap zat lain
yang menjadi lawannya, dengan reaksi :
MnO4-
+ 8H+ + 5e Û Mn2+ + 4H2O
Berdasarkan reaksi, kalium
permanganat hanya
bersifat oksidator kuat dalam suasana asam, tetapi pada suasana basa daya
oksidasi kalium permanganat rendah sehingga harus ditambahkan H2SO4.
Dalam pembuatannya,
larutan kalium permanganat dilarutkan dengan aquades kemudian
dipanaskan diatas penangas air selama 10-15 menit untuk mempercepat oksidasi
zat organik dalam air dan membentuk endapan MnO2. Setelah dingin,
larutan disimpan dalam keadaan tertutup selama semalam untuk kemudian disaring
menggunakan kaca masir dan disimpan dalam botol reagen gelap untuk menghindari
penguraian MnO4- menjadi MnO2 kembali yang
disebabkan oleh cahaya.
H.
KESIMPULAN
1. Reaksi
oksidasi reduksi merupakan sejumlah reaksi dimana keadaan oksidasi berubah yang
disertai dengan pertukaran elektron antara pereaksi.
2. Dari
percobaan yang telah dilakukan, didapatkan hasil konsentrasi larutan KMnO4
dengan menggunakan bahan baku
(COOH)2 yaitu 0,02 M.
3. Dari
percobaan yang telah dilakukan, didapatkan konsentrasi (COOH)2 unknown
yaitu 0,05 M dengan menggunakan peniter Larutan KMnO4 0,02 M yang
sudah distandarisasi.
DAFTAR PUSTAKA
Basset, J. Dkk. 1994. Buku Ajar Vogel : Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran.
Harjadi, W. 1990. Ilmu Kimia Analitik Dasar. Jakarta : Penerbit PT Gramedia.
Svehla, G. 1985. Vogel : Buku Teks Analisis Anorganik Kulitatif Makro dan Semimakro. Jakarta : PT. Kalman Media Pusaka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar