PERCOBAAN III
KECEPATAN REAKSI KIMIA
A. TUJUAN
Mempelajari pengaruh konsentrasi dan suhu terhadap kecepatan reaksi
B. DASAR TEORI
Cabang ilmu kimia yang khusus mempelajari tentang laju reaksi disebut kinetika kimia. Tujuan utama kinetika kimia ialah menjelaskan bagaimana laju bergantung pada konsentrasi reaktan dan mengetahui mekanisme suatu reaksi berdasarkan pengetahuan tentang laju reaksi yang diperoleh dari eksperimen (Oxtoby, 2001).
Laju reaksi didefinisikan sebagai perubahan konsentrasi persatuan waktu. Laju reaksi kimia terlihat dari perubahan konsentrasi molekul reaktan atau konsentrasi molekul produk terhadap waktu. Laju reaksi tidak tetap melainkan berubah terus menerus seiring dengan perubahan konsentrasi (Chang, 2006).
Faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi adalah sebagai berikut :
1. Konsentrasi
Suatu zat yang bereaksi mempunyai konsentrasi yang berbeda-beda. Konsentrasi menyatakan pengaruh kepekatan atau zat yang berperan dalam proses reaksi. Semakin besar nilai konsentrasi, maka laju reaksi akan semakin cepat. Hal ini dikarenakan zat yang konsentrasinya besar mengandung jumlah partikel yang lebih banyak, sehingga partikel-partikelnya tersusun lebih rapat dibangding zat yang konsentrasinya rendah. Partikel yang susunannya lebih rapat, akan sering bertumbukan dibandingkan dengan partikel yang susunannya renggang, sehingga kemudian terjadinya reaksi semakin besar (Utami, 2009).
2. Suhu
Kenaikan suhu dapat mempercepat laju reaksi karena dengan naiknya suhu, energi kinetik partikel zat-zat meningkat sehingga memungkinkan semakin banyaknya tumbukan efektif yang menghasilkan perubahan. Berdasarkan teori tumbukan, reaksi terjadi bila molekul bertumbukan dengan energi yang cukup besar disebut energi aktivasi.
3. Luas permukaan
Luas permukaan mempercepat laju reaksi karena semakin luas permukaan zat akan semakin banyak bagian zat yang saling bertumbukan dan semakin besar peluang adanya tumbukan efektif yang menghasilkan perubahan. Semakin luas permukaan zat dan semakin kecil ukuran partikel zat, maka reaksi pun akan semakin cepat (Oxtoby, 2001).
4. Katalis
Katalis adalah suatu zat yang berfungsi mempercepat terjadinya reaksi, tetapi pada akhir reaksi dapat diperoleh kembali. Fungsi katalis adalah menurunkan energi aktivasi sehingga jika ke dalam suatu reaksi ditambahkan katalis, maka reaksi akan lebih mudah terjadi (Utami, 2009).
Kehadiran katalis dalam suatu reaksi dapat memberikan mekanisme alternatif untuk menghasilkan hasil reaksi dengan energi yang lebih rendah dibandingkan dengan reaksi tanpa katalis. Energi pengaktifan yang lebih rendah menunjukkan bahwa jumlah bagian dari molekul-molekul yang memiliki energi kinetik cukup untuk bereaksi jumlahnya lebih banyak. Jadi kehadiran katalis adalah meningkatkan adanya tumbukan yang efektif, yang berarti juga memperbesar laju reaksi (Supardi, 2008).
Reaksi kimia terjadi karena adanya tumbukan yang efektif antara partikel-partikel zat yang bereaksi. Tumbukan efektif adalah tumbukan yang mempunyai energi cukup untuk memutuskan ikatan-ikatan pada zat yang bereaksi. Sebelum suatu tumbukan terjadi, partikel-partikel memerlukan suatu energi minimum yang disebut energi pengaktifan atau energi aktivasi (Ea). Energi pengaktifan atau energi aktivasi adalah energi minimum yang diperlukan untuk berlangsungnya suatu reaksi. Ketika reaksi sedang berlangsung akan terbentuk zat kompleks teraktivasi. Zat kompleks teraktivasi berada pada puncak energi. Jika reaksi berhasil, maka zat kompleks teraktivasi akan terurai menjadi zat hasil reaksi (Utami, 2009).
C. ALAT DAN BAHAN
A. Alat yang digunakan
1. Buret 50 ml
2. Klem
3. Statif
4. Corong
5. Erlenmeyer
6. Pipet volume 10 ml
7. Termometer
8. Hot plate
9. Stop watch
10. Gelas ukur 100 ml
B. Bahan yang digunakan
1. Larutan HCl 0,1 M
2. Larutan Na2S2O3 0,5 M
3. Aquades
4. Es batu
D. CARA KERJA
A. Pengaruh konsentrasi terhadap kecepatan reaksi
1. Disiapkan 5 buah erlenmeyer yang telah diberi label A, B, C, D, dan E
2. Dimasukkan 83 ml aquades ke dalam erlenmeyer label A, kemudian ditambahkan 12 ml larutan Na2S2O3 0,5 M
3. Dimasukkan 85 ml aquades ke dalam erlenmeyer label B, kemudian ditambahkan 10 ml larutan Na2S2O3 0,5 M
4. Dimasukkan 87 ml aquades ke dalam erlenmeyer label C, kemudian ditambahkan 8 ml larutan Na2S2O3 0,5 M
5. Dimasukkan 89 ml aquades ke dalam erlenmeyer label D, kemudian ditambahkan 6 ml larutan Na2S2O3 0,5 M
6. Dimasukkan 91 ml aquades ke dalam erlenmeyer label E, kemudian ditambahkan 4 ml larutan Na2S2O3 0,5 M
7. Ditambahkan dengan cepat 5 ml larutan HCl ke dalam masing-masing erlenmeyer
8. Dicatat suhu dan waktu mulai saat pertama kali ditambahkan larutan HCl ke dalam masing-masing erlenmeyer hingga terjadi reaksi dari larutan bening menjadi keruh
B. Pengaruh suhu terhadap kecepatan reaksi
a) Bagian I
1. Disiapakan 2 buah elenmeyer yang telah diberi label I dan II
2. Disiapkan air sebanyak 100 ml kemudian ditambahkan es batu, didiamkan selama beberapa menit hingga air menjadi dingin
3. Dimasukkan 43 ml aquades ke dalam masing-masing erlenmeyer
4. Ditambahkan 10 ml larutan Na2S2O3 0,5 M ke dalam masing-masing erlenmeyer
5. Ditambahkan dengan cepat 5 ml larutan HCl 0,1 M ke dalam masing-masing erlenmeyer di dalam air dingin yang telah disiapkan
6. Dicatat suhu dan waktu mulai saat pertama kali ditambahkan larutan HCl ke dalam masing-masing erlenmeyer hingga terjadi reaksi dari larutan bening menjadi keruh
b) Bagian II
1. Disiapakan 2 buah elenmeyer yang telah diberi label III dan IV
2. Disiapkan air sebanyak 100 ml, kemudian dipanaskan dengan menggunakan hot plate sampai suhu 80oC
3. Dimasukkan 43 ml aquades ke dalam masing-masing erlenmeyer
4. Ditambahkan 10 ml larutan Na2S2O3 0,5 M ke dalam masing-masing erlenmeyer
5. Ditambahkan dengan cepat 5 ml larutan HCl 0,1 M ke dalam masing-masing erlenmeyer di dalam air panas yang telah disiapkan
6. Dicatat suhu dan waktu mulai saat pertama kali ditambahkan larutan HCl ke dalam masing-masing erlenmeyer hingga terjadi reaksi dari larutan bening menjadi keruh
E. DATA
PERCOBAAN
Tabel III.I Data Pengaruh konsentrasi terhadap kecepatan
reaksi
Perc.
|
HCl
(mL)
|
H2O
(mL)
|
Na2S2O3
(mL)
|
Setelah
Bercampur
|
Waktu Reaksi
(detik)
|
Suhu Akhir (OC)
|
Kecepatan
|
|||
HCl
(M)
|
Na2S2O3
(M)
|
(1/t)
|
-ln (1/t)
|
-ln (S2O3)
|
||||||
A
|
5
|
83
|
12
|
0.1
|
0.063
|
100
|
30
|
0.0100
|
4.61
|
2.76
|
B
|
5
|
85
|
10
|
0.1
|
0.053
|
105
|
29
|
0.0095
|
4.66
|
2.94
|
C
|
5
|
87
|
8
|
0.1
|
0.042
|
107
|
29
|
0.0093
|
4.68
|
3.17
|
D
|
5
|
89
|
6
|
0.1
|
0.032
|
140
|
29
|
0.0071
|
4.95
|
3.44
|
E
|
5
|
91
|
4
|
0.1
|
0.021
|
143
|
29
|
0.0070
|
4.96
|
3.86
|
Tabel III.II Data Harga k (slope) dan kecepatan reaksi
Percobaan
|
Setelah
bercampur
|
Waktu
(detik)
|
k
(slope)
|
|
HCl (M)
|
Na2S2O3
(M)
|
|||
A
|
0.1
|
0.063
|
100
|
1.67
|
B
|
0.1
|
0.053
|
105
|
1.59
|
C
|
0.1
|
0.042
|
107
|
1.48
|
D
|
0.1
|
0.032
|
140
|
1.44
|
E
|
0.1
|
0.021
|
143
|
1.28
|
Tabel III.III Data Pengaruh suhu terhadap kecepatan reaksi
Perc.
|
HCl
(mL)
|
H2O
(mL)
|
Na2S2O3
(mL)
|
Setelah
Bercampur
|
Waktu Reaksi
(dtk)
|
Suhu Akhir (OC)
|
Kecepatan
|
|||
HCl
(M)
|
Na2S2O3
(M)
|
(1/t)
|
-ln (1/t)
|
-ln (S2O3)
|
||||||
I
|
5
|
43
|
10
|
0.1
|
0.406
|
188
|
5
|
0.0053
|
5.24
|
0.90
|
II
|
5
|
43
|
10
|
0.1
|
0.406
|
197
|
7
|
0.0051
|
5.28
|
0.90
|
III
|
5
|
43
|
10
|
0.1
|
0.406
|
118
|
50
|
0.0085
|
2.47
|
0.90
|
IV
|
5
|
43
|
10
|
0.1
|
0.406
|
46
|
47
|
0.0217
|
3.83
|
0.90
|
Tabel III.IV Data Harga k (slope) dan kecepatan reaksi
Percobaan
|
Setelah
bercampur
|
Waktu
(detik)
|
k
(slope)
|
|
HCl (M)
|
Na2S2O3
(M)
|
|||
I
|
0.1
|
0.406
|
188
|
5.82
|
II
|
0.1
|
0.406
|
197
|
5.87
|
III
|
0.1
|
0.406
|
118
|
2.74
|
IV
|
0.1
|
0.406
|
46
|
4.26
|
Gambar III.I Pengaruh konsentrasi terhadap kecepatan reaksi
F. PERHITUNGAN
A. Pengaruh
konsentrasi dan Harga k (slope) terhadap kecepatan reaksi
1.
Percobaan
A
2.
Percobaan
B
3. Percobaan
C
4. Percobaan
D
5. Percobaan
E
B. Pengaruh
suhu dan Harga k (slope) terhadap kecepatan reaksi
1. Percobaan
I
2. Percobaan
II
3. Percobaan
III
4. Percobaan
IV
G. PEMBAHASAN
Pada
praktikum kali ini dilakukan percobaan tentang pengaruh konsentrasi dan suhu
terhadap kecepatan reaksi kimia. Kecepatan reaksi kimia merupakan perubahan
konsentrasi pereaksi atatu hasil reaksi dalam satu satuan waktu. Menurut
Arhenius, setiap kenaikan suhu 10oC akan menyebabkan laju reaksi
menjadi dua kali lebih cepat. Sehingga suhu yang tinggi akan menaikkan
konsentrasi dan kecepatan reaksi akan bertambah juga.
Pada
percobaan pengaruh konsentrasi terhadap kecepatan reaksi yang bertindak sebagai
reaktan adalah Na2S2O3 0,5 M. Dalam hal ini larutan
Na2S2O3 0,5 M mengalami penurunan konsentrasi
akibat penambahan H2O dan Larutan HCl. Dalam percobaan yang
dilakukan, 12 ml larutan Na2S2O3 ditambahkan
dengan 83 ml H2O dan 5 ml HCl berturut-turut dicampurkan dengan volume
Na2S2O3 yang semakin berkurang menjadi 10 ml,
8 ml, 6 ml, dan 4 ml serta volume H2O yang semakin bertambah menjadi
85 ml, 87 ml, 89 ml, dan 91 ml.
Kecepatan
reaksi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain konsentrasi. Hal ini
dikarenakan banyaknya partikel akan memungkinkan lebih banyak tumbukan, dimana
tumbukan ini akan mempengaruhi mekanisme suatu reaksi. Semakin banyak
partikel-partikel yang bertumbukan, maka laju reaksi semakin cepat.
Pada
percobaan pengaruh suhu terhadap kecepatan reaksi dilakukan pencampuran 10 ml
Larutan Na2S2O3 yang ditambahkan 43 ml aquadest
dan 5 ml larutan HCl di dalam air dingin dan juga di dalam air yang telah
dipanaskan. Sesuai dengan praktikum yang telah dilakukan, pada keadaan suhu
yang tinggi reaksi akan berlangsung dengan cepat tetapi sebaliknya dalam
keadaan suhu yang rendah reaksi berlangsung lambat. Hal ini sesuai dengan
percobaan yang telah dilakukan.
Kenaikan suhu dapat mempercepat laju
reaksi karena dengan naiknya suhu, energi kinetik partikel zat-zat meningkat
sehingga memungkinkan semakin banyaknya tumbukan efektif yang menghasilkan
perubahan. Hal ini dapat dibuktikan juga berdasarkan rumus :
Berdasarkan rumus di atas dapat diketahui bahwa energi
kinetik berbanding lurus dengan suhu sehingga apabila suhu ditingkatkan, energi
kinetik dari suatu partikel juga akan meningkat. Pengaruh suhu
terhadap kecepatan reaksi dapat dilihat dari reaksi antara Na2S2O3
dengan suhu yang berbeda dan HCl. Warna putih yang dihasilkan dari reaksi
keduanya berasal dari sifat fisik Na2S2O3
yang berwarna putih. Dengan reaksi :
Na2S2O3 (aq)
+ 2HCl (aq) Û
2NaCl (aq) + H2O (
l ) + S (s) + SO2 (g)
F. KESIMPULAN
Praktikum yang telah
dilakukan, mempelajari pengaruh konsentrasi dan suhu terhadap kecepatan reaksi.
Pengaruh konsentrasi terhadap kecepatan reaksi terlihat pada saat konsentrasi
tinggi sehingga reaksi berlangsung cepat. Pada pengaruh suhu tampak saat
keadaan dingin reaksi berlangsung sangat lambat sehingga membutuh kan waktu
yang lama tetapi berbeda saat reaksi berlangsung dalam keadaan panas. Dalam
suhu yang tinggi reaksi tidak membutuhkan waktu yang lama.
DAFTAR PUSTAKA
Chang, Raymond.
2006. Kimia Dasar : Konsep-Konsep Inti
Jilid 2. Jakarta : Erlangga.
Oxtoby, David W.
Dkk. 2001. Prinsip-Prinsip Kimia Modern
Jilid 1. Jakarta : Erlangga.
Supardi. Dkk. 2008.
Kimia Dasar II. Semarang : PT UNNES
Press.
Utami, Budi.
Dkk. 2009. Kimia Untuk SMA/MA KELAS XI
Program Ilmu Alam. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar