PERCOBAAN V
KESEIMBANGAN DAN AKSI BUFFER
I.
TUJUAN PERCOBAAN
1. Mempelajari
cara kerja larutan buffer
2. Mempelajari
pengaruh penambahan asam kuat, basa kuat dan sedikit air terhadap buffer
3. Menghitung
nilai Ka dan konsentrasi ion asetat
II.
DASAR TEORI
Larutan buffer
merupakan sistem larutan yang dapat mempertahankan pH lingkungannya dari
pengaruh seperti oleh penambahan sedikit asam/basa kuat atau oleh pengenceran. Sistem
buffer terdiri atas dua komponen, yakni komponen pelarut (umumnya air) dan
komponen zat terlarutnya.
Komponen-komponen
ini berupa :
a. Asam
lemah dan garam kuatnya
b. Basa
lemah dan garam kuatnya
c. Sepasang
asam-basa konjugat, atau
d. Sepasang
pemberi-penerima proton
Kapasitas suatu
buffer merupakan ukuran kemampuan buffer untuk mempertahankan pH lingkungannya
terutama dari pengaruh luar oleh panambahan ion H+ (asam) atau ion
OH- (basa). Yang paling menentukan kemampuan buffer ialah kualitas
atau konsentrasi masing-masing campurannya (misalnya asam/basa dan garam
kuatnya atau asam dan basa konjugatnya). Makin tinggi konsentrasi zat-zat ini,
makin tinggi pula kapasitas buffer untuk mempertahankan pHnya terhadap pengaruh
dari luar (Mulyono, 2006).
Mari kita tinjau
campuran suatu asam lemah dan garamnya, misalnya campuran asam asetat dan
natrium asetat. Dalam larutan demikian natrium asetat, hampir sempurna
berdisosiasi tetapi disosiasi asam asetat hampir dapat diabaikan karena adanya
ion-ion asetat dalam jumlah yang banyak (yang berasal dari disosiasi natrium
asetat), akan menggeser kesetimbangan ke arah pembentukan asam asetat yang tak
terdisosiasi (yaitu ke arah ruas kiri).
CH3COOH Û
CH3COO- + H+
Larutan ini akan mempunyai pH yang
tertentu dan pH ini akan bertahan baik sekali. Jika ion hidrogen (asam kuat)
ditambahkan, ini akan bergabung dengan ion asetat dalam larutan untuk membentuk
asam asetat yang tak terdisosiasi :
CH3COO-
+ H+ ® CH3COOH
dan karenanya konsentrasi ion hidrogen
tidak berubah, jumlah ion asetat berkurang sementara asam asetat bertambah. Di
lain pihak, jika ion hidroksil yang ditambahkan akan bereaksi dengan asam
asetat. Reaksi yang terjadi :
CH3COOH + OH- ®
CH3COO- + H2O
dan konsentrasi ion
hidrogen (ion hidroksil) tidak akan berubah banyak hanya jumlah ion asetat akan
bertambah, sementara jumlah asam asetat berkurang. Jadi larutan demikian
menunjukkan ketahanan tertentu baik terhadap asam maupun basa, maka dinamakan
larutan buffer atau penyangga.
Larutan buffer juga
dapat dibuat dengan melarutkan suatu basa lemah dan garamnya bersama-sama.
Campuran ammonium hidroksida dan ammonium klorida menunjukkan ketahanan
terhadap ion hidrogen, karena ion hidrogen bereaksi dengan ammonium hidroksida
(yang tak berdisosiasi) itu :
NH4OH + H+
®
NH4+ + H2O
sedangkan ketahanannya terhadap ion
hidroksil didasarkan atas pembentukkan basa yang tak terdisosiasi dari ion-ion
ammonium yang berasal dari garamnya (Svehla, 1985) :
NH4+ +
OH- ® NH4OH
Keengganan suatu larutan
untuk mengubah konsentrasi ion hidrogennya dengan penambahan sedikit asam atau
basa disebut kerja buffer. Dikatakan larutan itu memiliki keasaman cadangan dan
kebasaan cadangan. Biasanya larutan buffer mengandung suatu campuran asam lemah
HA dan garam natrium atau kaliumnya (A-), atau suatu basa lemah B
dan garamnya (BH+). Maka suatu buffer biasanya adalah campuran suatu
asam dan basa konjugatnya.
Konsentrasi ion hidrogen
dapat dihitung dari tinjauan-tinjauan kesetimbangan kimia yang terdapat dalam
larutan. Kesetimbangan antara suatu asam lemah dan garamnya, maka kesetimbangan
disosiasinya :
HA Û H+ + A-
dan besarnya dicerminkan oleh harga
tetapan disosiasi Ka :
Ungkapan itu dapat didekati dengan
menggantikan aktivitas dengan konsentrasi :
Kesetimbangan ini berlaku untuk campuran
suatu asam HA dan garamnya, katakan MA. Jika konsentrasi asam adalah Ca dan konsentrasi garam Cs, maka konsentrasi bagian asam yang tak
terdisosiasi adalah Ca – [H+].
Larutan ini netral secara listrik, jadi [A-] = Cs + [H+] (garam itu terdisosiasi sempurna). Bila
harga-harga ini dimasukkan dalam persamaan kesetimbangan (2), akan diperoleh :
Dalam suatu asam lemah dan garamnya,
disosiasi asam itu ditekan kembali oleh efek ion sekutu dan H+ dapat
diabaikan dibandingkan dangan Ca dan
Cs. Persamaan (3) akan disederhanakan
menjadi :
Serupa pula suatu garam
campuran basa lemah dengan tetapan disosiasi Kb dan garamnya dengan asam kuat (Bassett, 1994) :
III. ALAT DAN BAHAN
A. Alat
yang digunakan
1. Tabung
reaksi
2. Rak
tabung reaksi
3. Pipet
tetes
4. Pipet
volum 10ml
5. Kertas
pH universal
B.
Bahan yang digunakan
1.
Larutan CH3COOH 0,1M
2.
Larutan CH3COONa 0,1M
3.
Larutan CH3COONa 1M
4.
Larutan HCl 0,1M
5.
Larutan HCl 1M
6.
Larutan NaOH 1M
7.
Aquadest
IV. CARA KERJA
A. Penambahan
ion asetat dan hidrogen
1. Disiapkan 4 buah tabung reaksi
2. Pada tabung reaksi pertama dimasukkan 3 ml CH3COOH
0,1M
3. Pada tabung reaksi kedua dimasukkan 3 ml CH3COOH
0,1 M kemudian ditambahkan 3 ml HCl 0,1 M
4. Pada tabung reaksi ketiga dimasukkan 3ml CH3COOH
0,1M dan ditambahkan CH3COONa 0,1M
5. Pada tabung reaksi keempat dimasukkan 3 ml CH3COOH
0,1 M dan ditambahkan CH3COONa 1 M
6. Kemudian cek pH masing-masing larutan
menggunakan kertas pH, kemudian dihitung nilai Ka untuk tabung pertama, hitung
konsentrasi ion asetat untuk tabung kedua, kemudian hitung nilai Ka untuk
tabung ketiga dan keempat.
B. Aksi
buffer
1. Dibuat larutan buffer dari campuran 5 ml
CH3COOH 0,1 M dan 5 ml CH3COONa 0,1 M
2. Dibuat larutan buffer 5 ml CH3COOH 0,1 M
3. Kemudian disiapkan 5 buah tabung reaksi
4. Pada tabung pertama dimasukkan 2 ml larutan
buffer
5. Pada tabung kedua dimasukkan 2 ml aquadest dan
ditambahkan 2 tetes HCl 1 M
6. Pada tabung ketiga dimasukkan 2 ml larutan
buffer dan ditambahkan 2 tetes NaOH 1 M
7. Pada tabung keempat dimasukkan 2 ml aquadest
dan ditambahkan 2 tetes NaOH 1 M
8. Pada tabung kelima dimasukkan 2 ml buffer dan
ditambahkan 2 tetes HCl 1 M
9. Kemudian cek pH masing-masing larutan dalam
tabung reaksi menggunakan kertas pH
V. DATA PERCOBAAN
Tabel
V.I Penambahan ion asetat dan hidrogen
No.
|
Larutan
|
No.
kertas pH
|
pH
|
1
|
3 ml CH3COOH 0,1 M
|
1
|
4
|
2
|
3 ml CH3COOH 0,1 M + 3 ml HCl 0,1 M
|
2
|
1
|
3
|
3 ml CH3COOH 0,1 M + 3 ml CH3COONa 0,1 M
|
3
|
5
|
4
|
3 ml CH3COOH 0,1 M + 3 ml CH3COONa 1 M
|
4
|
6
|
Tabel
V.II Aksi Buffer
No.
|
Larutan
|
No.
kertas pH
|
pH
|
1
|
2 ml larutan buffer
|
1
|
4
|
2
|
2 ml aquadest + 2 tetes HCl 1 M
|
2
|
1
|
3
|
2 ml larutan buffer + 2 tetes NaOH 1 M
|
3
|
5
|
4
|
2 ml aquadest + 2 tetes NaOH 1 M
|
4
|
13
|
5
|
2 ml larutan buffer + 2 tetes HCl 1 M
|
5
|
1
|
VI. PERHITUNGAN
1.
Nilai Ka pada tabung reaksi pertama
2.
Konsentrasi ion asetat pada tabung reaksi kedua
3.
Nilai Ka pada tabung reaksi ketiga
4.
Nilai Ka pada tabung reaksi keempat
VII. PEMBAHASAN
Pada
praktikum terakhir ini dengan
judul kesetimbangan dan aksi buffer, kita dapat melihat prinsip kerja dari
larutan buffer. Larutan buffer memiliki dua sifat yaitu bersifat asam
dengan pH < 7 dan larutan buffer yang bersifat basa dengan pH > 7. Penambahan
sedikit asam ataupun basa pada larutan buffer hanya menimbulkan sedikit
perubahan pH sehingga pH larutan dianggap tidak bertambah. Jadi, prinsip kerja
larutan buffer atau lebih dikenal dengan larutan penyangga ialah dapat
mempertahankan pH lingkungannya dari penambahan asam (ion H+)
ataupun penambahan basa (ion OH-).
Pada
percobaan yang pertama, tabung pertama dimasukkan 3 ml larutan CH3COOH 0,1 M dan di peroleh pH 4. Larutan ini tergolong tidak bersifat buffer karena hanya berupa asam lemah dan tidak memiliki
basa konjugasi, pada tabung kedua dimasukkan 3ml CH3COOH 0,1 M dan 3ml HCl 0,1 M dengan
nilai pH 5. Kedua larutan tersebut merupakan suatu asam, yang membedakan hanya CH3COOH
asam lemah sedangkan HCl merupakan asam kuat. Pada tabung ketiga dimasukkan 3 ml CH3COOH 0,1 M dan 3ml CH3COONa 0,1 M dengan pH sebesar 1 dan pada
tabung keempat dimasukkan 3ml CH3COOH
0,1 M dan 3ml CH3COONa 1 M dengan pH sebesar 6. Kedua larutan dalam tabung ketiga dan
keempat bersifat buffer karena
memiliki asam lemah dan garamnya.
Pada
percobaan yang kedua, tabung reaksi pertama berisi 2 ml larutan buffer yang
dibuat dari campuran 5 ml CH3COOH
0,1 M dan 5 ml CH3COONa 0,1 M dengan pH 4. Pada tabung
kedua, ditambahkan 2 tetes HCl ke dalam aqudest yang akan membentuk pH asam
yaitu 1. Pada tabung reaksi ketiga, ditambahkan 2 tetes NaOH ke dalam 2 ml
buffer dengan pH 5. Dalam hal ini garam asetat akan berperan untuk
mempertahankan pH larutan, sehingga perubahan pH larutan yang terjadi hanya
sedikit dari pH larutan buffer. Pada tabung reaksi keempat, ditambahkan 2 tetes
NaOH ke dalam aquadest yang akan membentuk pH basa yaitu 13. Sedangkan pada
tabung reaksi kelima, 2 ml larutan buffer ditambahkan 2 tetes HCl memiliki pH 1.
Seharusnya dalam larutan ini pH yang terbentuk sama dengan pH larutan buffer
atau sedikit berlebih karena ditambahkan asam kuat, tetapi dalam percobaan yang
dilakukan pH yang terbentuk berkurang. Hal ini kemungkinan disebabkan larutan
yang terkontaminasi.
Dalam
percobaan yang dilakukan, larutan buffer yang digunakan adalah campuran asam
asetat 0,1M dengan garamnya natrium asetat dimana asam asetat termasuk asam
lemah. Sesuai dengan hasil yang diperoleh, pH larutan adalah 4, kemudian
ditambahkan beberapa tetes larutan HCL yang termasuk asam kuat dan beberapa
tetes larutan NaOH yang termasuk basa kuat. Jika ditambahkan sedikit ion H+
ke dalam larutan, ion H+ ini akan bersenyawa dengan ion asetat dari
garam natriumnya yang akan menggeser kesetimbangan ke arah pembentukan asam
asetat dimana jumlah asam asetat akan bertambah. Sedangkan penambahan ion OH-
akan bereaksi dengan ion H+ dari asam asetat dan terbentuk H2O
dimana jumlah ion asetat akan bertambah dan jumlah asam asetat akan berkurang.
Dalam hal ini terlihat jelas, bahwa penambahan asam atau basa tidak
mempengaruhi pH atau konsentrasi sesuai dengan prinsip kerja larutan buffer.
Buffer
atau larutan penyangga dapat didefinisikan sebagai campuran asam/basa lemah
dengan garamnya yang dapat mempertahankan pH lingkungannya. Larutan buffer
digunakan untuk mempertahankan pHnya dari penambahan asam, basa, maupun
pengenceran oleh air. Larutan buffer dapat dibedakan atas larutan buffer asam
dan buffer basa.
Untuk
menghitung pH asam dan basa dapat dilihat dari konsentrasi ion hidrogen maupun
ion hidroksil. Persamaan pH larutan campuran asam lemah dan garamnya dapat
dihitung dengan cara :
sedangkan persamaan pH larutan campuran basa
lemah dan garamnya dapa dihitung dengan cara :
Pada suhu 25oC
terhadap air berlaku Kw = [H+][OH-],
dimana Kw adalah tetapan ionisasi
air. Dengan kata lain berlaku juga hubungan :
PH + pOH = 14
Dengan demikian untuk larutan dengan
pelarut air, bila nilai pH larutan diketahui maka nilai pOH larutannya juga
akan diketahui.
VIII. KESIMPULAN
1.
Pada dasarnya, prinsip kerja larutan buffer
ialah mempertahankan pH lingkungannya dari pengaruh penambahan asam, basa, atau
oleh pengenceran larutan, sehingga penambahan asam atau basa tidak akan
mempengaruhi pH larutan buffer.
2.
Penambahan sedikit asam ataupun basa pada
larutan buffer hanya menimbulkan sedikit perubahan pH sehingga pH larutan
dianggap tidak bertambah.
3.
Dari percobaan yang telah dilakukan, didapatkan
nilai Ka dan konsentraasi ion asetat, yaitu :
a.
Tabung I nilai Ka = 10-7
b.
Tabung II [CH3COO-] = 5 x 10-5,3
c.
Tabung III nilai Ka = 10-1
d.
Tabung IV nilai Ka = 10-5
DAFTAR PUSTAKA
Basset, J. Dkk. 1994. Buku Ajar Vogel : Kimia Analisis Kuantitatif
Anorganik. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran.
HAM, Mulyono. 2006. Membuat Reagen Kimia di Laboratorium.
Jakarta : Bumi Aksara.
Svehla, G. 1985. Vogel : Buku Teks Analisis Anorganik
Kulitatif Makro dan Semimakro. Jakarta : PT. Kalman Media Pusaka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar